Minggu, 02 Oktober 2011

ANALISIS JURNAL

ANALISIS JURNAL
Jurnal 1 http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/01_Ok_New_050609_MJPattinama_Kemiskinan_Revisi%20250309_Layout-12%20hlm%20bis.pdf
• Judul, Nama Pengarang, Tahun
PENGENTASAN KEMISKINAN DENGAN KEARIFAN LOKAL(STUDI KASUS DI PULAU BURU-MALUKU DAN SURADE-JAWA BARAT), Marcus J. Pattinama, Juli 2009
• Tema : Kemiskinan
• Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu masalah serius dalam proses pembangunan nasional di Indonesia. Upaya pemerintah telah memperkenalkan berbagai paket dan program yang melibatkan sejumlah pakar kemiskinan nasional dan internasional. Tahun 2005 ada 35,10 juta penduduk miskin, kemudian data tahun 2006 menjadi 39,05 juta. Penelitian dilakukan pada kelompok masyarakat asli Pulau Buru, orang Bupolo, di Maluku yang mempraktekkan pola pertanian tidak menetap dan berburu. Dan mengamati kehidupan
masyarakat Surade di Jawa Barat yang menganut pola pertanian menetap dan praktek budidaya ternak.
• Masalah
Berbagai kebijakan negara mengakibatkan adanya kelompok masyarakat yang terjebak dalam kemiskinan (poverty trap), dan kurang efektifnya program-program yang d’adakan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan yang ada?
• Tujuan
menggali dan mencari insight mengenai definisi dan indikator kemiskinan baik dari tinjauan teoretis yang ada di literatur maupun yang bersumber dari pemahaman penduduk miskin itu sendiri.Mencari altenatif kebijakan yang sesuai dan memahami kearifan penduduk lokal.
• Metedologi Penelitian
Sumber data primer diperoleh dari masyarakat dan pemerintah pada level kampung/desa hingga kabupaten. Data primer yang dikumpulkan meliputi indikator-indikator kemiskinan, penyebab kemiskinan, lingkaran kemiskinan dan pola konsumsi (makanan dan non-makanan) penduduk miskin. Adapun data sekunder diperoleh dari literature yang saling terkait dengan wilayah riset. Fokus penelitian adalah kelompok penduduk miskin.
Pengambilan data lapangan dilakukan secara sistemik melalui kuesioner (kuantitatif) dan wawancara mendalam/in-depth interview (kualitatif).
• Hasil dan Analisis
Mengingat sebagian besar responden adalah buta aksara, maka peneliti lebih mengandalkan komunikasi lisan dan diskusi terbuka. Dari hasil diskusi maka definisi kemiskinan menurut penduduk miskin ternyata memiliki banyak sisi. Dari sejumlah indikator ada 98% menyatakan bahwa keterisolasian wilayah yang menjebak mereka sebagai orang miskin, karena produksi pertanian, hasil meramu hutan dan berburu sangat sulit dipasarkan. Kategori miskin yang banyak dikemukakan responden adalah tanah untuk rumah, pekarangan dan usaha pertanian. Dan tidak mempunyai pekerjaan tetap (uncertainty).
• Rekomendasi dan Implikasi
Diharapkan untuk penelitian selanjurtnya mengganti atau menambahkan sesuai dengan variabel atau data-data lain yang dimungkinkan relevan.

Jurnal 2
http://priyohari.files.wordpress.com/2009/06/analisa-kinerja-keuangan-terhadap-pertumbuhan-ekonomi.pdf

• Judul,Nama Pengarang, Tahun
ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN : PENDEKATAN ANALISIS JALUR (STUDI PADA 29 KABUPATEN DAN 9 KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR PERIODE 2001-2006), Priyohari, 2009.
• Tema : Kemiskinan
• Latar Belakang
Pengelolaan keuangan daerah sangat besar pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah yang kuat dan berkuasa serta mampu mengembangkan kebesarannya. Pengelolaan anggaran daerah yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif atau memenuhi value for money serta partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi jumlah pengangguran serta menurunkan tingkat kemiskinan..
• Masalah
Bagaimana pengaruh kinerja keuangan daerah dan kabupaten yang seharusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi jumlah pengagguran serta menurunkan tingkat kemiskinan?
• Tujuan
untuk menguji secara langsung pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, menguji secara langsung pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dan pengangguran serta menguji secara tidak langsung pengaruh kinerja keuangan terhadap kemiskinan dan pengangguran.
• Metedologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier berganda untuk melakukan analisis jalur terhadap variabel-variabel penelitian.

• Hipotesis
HA1: Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
HA2: Pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pengangguran.
HA3: Pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.
HA4: Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian 2, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap pengangguran.
HA5: Kinerja keuangan berupa rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan.
• Hasil dan Analisis
Hasil pengujian secara langsung antara kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan rasio kemandirian1, rasio kemandirian2, dan rasio efisiensi berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan rasio efektifitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk pengujian pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran menunjukkan terdapat pengaruh secara positif, sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan terdapat pengaruh secara negatif.
• Rekomendasi dan Implikasi
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan perlu menambahkan, mengurangi atau mengganti variabel tersebut dengan variabel-variabel lain yang dimungkinkan relevan dengan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran.

Jurnal 3
http://www.iei.or.id/publicationfiles/Lembaga%20Keuangan%20Mikro.pdf

• Judul,Nama Pengarang, Tahun
PEMERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SEBAGAI SALAH SATU PILAR SISTEM KEUANGAN NASIONAL : UPAYA KONKRIT MEMUTUS MATA RANTAI KEMISKINAN 1, Wiloejo Wirjo Wijono2, 2005
• Tema : Kemiskinan
• Latar Belakang
Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Perkembangan sektor UMKM yang demikian menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar atas kekuatan domestik, jika dikelola dan dikembangkan akan mewujudkan usaha menenggah yang tangguh.
• Masalah
1. Bagaimana menjadikan LKM semakin berkembang bahkan menjadi salah satu pilar dari system keuangan nasional?
2. Bagaimana meningkatkan peran LKM dalam mendukung pemerdayaan UKM?
• Tujuan
1. Menganalisis peranan LKM sebagai sumber pembiayaan UKM
2. Menganalisis potensi dan permasalahan LKM yang dapat dijadikan salah satu pilar system keuangan nasional
• Metedologi Penelitian
Data yang digunakan bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Bank Indonesia,Penggadaian, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk). Sementara alat analisis yang dipakai adalah bersifat deskriptif.
• Hipotesis
Pengentasan kemiskinan dapat dilaksanakan melalui banyak sarana dan program baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Usaha itu dapat berupa transfer payment dari pemerintah misalnya usaha yang bersifat produktif melalui pinjaman dalam bentuk micro credit. Secara hipotesis, kaitan antara pemerdayaan kredit mikro dengan upaya pengentasan kemiskinan merupakan pintu masuk alternatif mudah bagi orang yang akan menjadi pengusaha pemula.
• Hasil dan Analisis
Untuk mengentaskan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini lebih menitikberatkan bentuk-bentuk transfer atau subsidi, padahal dalam rantai kemiskinan tidak selalu harus diatasi dengan cara tersebut. Aspek yang lebih penting adalah memutus mata rantai kemiskinan yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat miskin menjadi produktif. Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang memeberikan kemudahan kepada pelaku UKM dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan. Karakteristik UKM jika dilihat dari aspek pendapatan lebih mendekati kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin namun memiliki kegiatan ekonomi dan masyarakat yang berpenghasilan rendah, keberadaan LKM yang relative mampu menjawab kesulitan tersebut ternyata selaras dengan perkembangan UKM. Perlunya pendalaman dan pengkajian yang lebih intensif tentang karakteristik LKM di Indonesia, agar RUU tentang LKM yang dihasilkan nanti akan menjadi LKM semakin berkembang dan tangguh.
• Rekomendasi dan Implikasi
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan variabel-variabel dengan data yang relevan dan dapat dibuktikan.

Nama   : Suci amelia
Npm     : 15209949
Kelas   : 3 EA 11

Tugas ditujukan untuk Bapak PRIHANTORO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar