Etika menurut bahasa berasal dari bahasa
Yunani kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan".
Sedangkan etika menurut
filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. Etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
Etika Yang Kita
Lakukan sehari-hari
Etika dalam kehidupan
sehari-hari pada dasarnya,yaitu
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu
kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala
aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya
Contoh :
~ Sopan santun terhadap orang tua atau orang
yang lebih tua
~
Ucapkan Salam ketika berkunjung kerumah teman/saudara (menurut agama
masing-masing)
Etika Yang Kita
Lakukan dalam Berbisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Contoh :
Ø Menciptakan
persaingan yang sehat
meningkatkan
efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah.
Dalam berbisnis harus mematuhi norma-norma dalam bisnis, untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.
Ø Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
Ø Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
ETIKA
TELEOLOGI
Dalam dunia etika,
teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu
tindakan dilakukan. Perbedaan besar nampak antara teleologi dengan deontologi. Secara
sederhana, hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip keduanya. Teleologi
mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran
yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Betapapun salahnya
sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka
tindakan itu dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan
segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan
yang benar menurut hukum.
Contoh :
Seorang anak mencuri
untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan
kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga etika
teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu
tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
ETIKA
DEONTOLOGI
”Deontologi” (
Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya
adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini
konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik
bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib
dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya.
Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak
boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik,
karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini
merupakan suatu keharusan.
Contoh :
~ kita tidak boleh
mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan
~ Suatu tindakan bisnis
akan dinilai baik oleh etika deontology bukan karena tindakan itu mendatangkan
akibat baik bagi pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan dengan
kewajiban si pelaku untuk misalnya menberikan pelayanan terbaik untuk semua
konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan perjanjian , untuk
menawarkan barang dan jasa dengan mutu sebanding dengan harganya.
Referensi :
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2012/10/14/etika-bisnis-dan-penerapan-dalam-kehidupan-sehari-hari/http://id.wikipedia.org/wiki/Teleologihttp://exoticpurple.wordpress.com/2011/10/23/contoh-tentang-teori-etika-bisnis-teteologi-
utilitarianisme-egoisme-etis-deontologi/
http://initugasku.wordpress.com
/2010/03/03/sekilas-teori-etika/
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar