Rabu, 18 Mei 2011

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ALERGI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ALERGI
http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/01/10/alergi-debu-atau-alergi-dingin-atau-alergi-makanan-mana-yang-benar/

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINJYA ALERGI ADALAH PENYEBAB DAN PEMICU ALERGI

PENYEBAB ALERGI :

MAKANAN
HIRUPAN
KONTAK KULIT
OBAT-OBATAN
PEMICU ALERGI :

INFEKSI (panas, batuk, pilek)
AKTIFITAS MENINGKAT (menangis, berlari, tertawa keras)
UDARA DINGIN
UDARA PANAS
MINUMAN DINGIN
STRES
GANGGUAN HORMONAL: (kehamilan, menstruasi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :

GENETIK (menurun dari orangtua)
IMATURITAS SALURAN CERNA (Ketidakmatangan saluran cerna)
PAPARAN (kontak terhadap penyebab alergi)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADI ALERGI
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus.

Faktor genetik. Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek pada penderita . Bila ada orang tua, keluarga atau kakek/nenek yang menederita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 17 – 40%,. Bila ke dua orang tua alergi maka resiko pada anak meningkat menjadi 53 – 70%. Untuk mengetahui resiko alergi pada anak kita harus mengetahui bagaimana gejala alergi pada orang dewasa. Gejala alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ tubuh dan sistem fungsi tubuh.
Imaturitas usus (KETIDAKMATANGAN USUS). Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secra imunologik sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur system pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.
Pajanan alergi . Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. Diketahui adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan. Pemberian PASI meningkatkan angka kejadian alergi
PENYEBAB ALERGI :

Penyebab adalah faktor berpengaruh langsung terhadap timbulnya gejala alergi tersebut. Alergi pada pernapasan sering ditimbulkan oleh adanya penyebab seperti hirupan dan makanan. Pada bayi dan anak makanan adalah sebagai penyebab yang utama sedangkan pada orang dewasa/tua pengaruh makanan semakin berkurang. Penyebab lainnya adalah hirupan seperti debu, serbuk sari bunga, bulu binatang, tungau (pada kasur kapuk).
Pada berbagai gangguan alergi saluran napas terutama bila keluhannya timbul pada malam dan pagi hari tampaknya alergi makanan berperanan paling utama sebagai penyebab. Alergi makanan dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh. Tetapi pada kenyataan sehari-hari sebagian besar masyarakat bahkan sebagian klinisi masih sering menganggap debu sebagai biangkeladi penyebabnya. Masih banyak klinisi yang menyangsikan bahwa makanan sangat berperanan penting dalam penyebab berbagai alergi selama ini. Hal ini terjadi karena pada umumnya tes kulit alergi yang sering terdeteksi adalah debu dan tungau sedangkan makanan sering negatif. Hal ini terjadi karena pada tes kulit yang terdeteksi hanyalah penyebab alergi reaksi cepat atau kurang dari 8 jam. Sedangkan penyebab alergi yang masuk kategori reaksi lambat atau lebih dari 8 jam seperti sebagain besar makanan seringkali hasilnya negatif, Hal negatif ini bukan berarti penderita tidak alergi makanan. Pemeriksaan rutin tes kulit (skin test atau prick test) adalah merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan ahli alergi dalam penanganan penderita alergi. Meskipun pemeriksaan ini sensitifitas tinggi tetapi ternyata spesifitasnya agak rendah. Sehingga akurasi untuk menentukan penyebab alergi tidak terlalu tinggi.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini dikenal beberapa pemeriksaan alergi alternatif atau sering disebut ”unproven”. Mengapa digolongkan alternatif atau ”unproven”, ternyata pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis. Bahkan spesifitas dan sensitifitasnya tidak terlalu tinggi atau tidak lebih baik dibandingkan tes kulit. Diantaranya adalah test Vega, tes mata iridosikik, tes rambut dan sebagainya. Para ahli alergi konvensional jarang menggunakan pemeriksaan tersebut, karena tidak terlalu akurat dan sensitif. Bahkan di Australia dan beberapa negara eropa tes ini dilarang oleh institusi alergi setempat, dan di negara tersebut tes tersebut tidak akan pernah di ganti oleh ansuransi, karena memang tidak terbukti secara ilmiah.
Gangguan saluran cerna yang harus dicurigai bahwa seseorang mengalami gangguan Alergi Makanan atau hipersensitifitas makanan

Alergi makanan dapat dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini bila terdapat gangguan saluran cerna. Gangguan saluran cerna yang terjadi adalah :

Pada Bayi : bayi mengalami Gastrooesepageal Refluks, Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan”, buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 3 kali perhari, BAB tidak tiap hari. Feses warna hijau,hitam dan berbau. Sering “ngeden & beresiko Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis. Air liur berlebihan. Lidah/mulut sering timbul putih, bibir kering
Pada Anak dan Dewasa : Pada usia anak keluhan muntah semakin berkurang tetapi masih sering mengalami mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau kapal. Sering mengalami MUAL pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap makanan. Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering GLEGEKAN, sering KEMBUNG, sering buang angin dan buang angin bau tajam. Sering NYERI PERUT. Pada penderita dewasa sering megalami gejala penyakit “Maag”.
Bagaimana memastikan penyebab alergi ?

Untuk memastikan penyebab alergi makanan bukan dengan tes kulit. Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan provokasi.
Bila terdapat gangguan saluran cerna seperti tersebut di atas , seharusnya anda curiga bahwa makanan adalah penyebab gangguan alergi anda selama ini. Untuk memastikan makanan penyebab alergi makanan harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit.
Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.
”Eliminasi Provokasi Makanan terbuka Sederhana” selain sebagai alat diagnosis ternyata dapat digunakan sebagai pendekatan terapi. Penderita disarankan untuk makanan yang aman dan menghindari makanan yang beresiko dalam 3 minggu. Setelah keluhan alergi tersebut membaik dilakukan ”provakasi” atau pemberian salah satu makanan tersebut setiap minggu. Bila keluhan tersebut timbul lagi, dan bila pengalaman tersebut terjadi dua kali atau lebih dapat dipastikan bahwa makanan tersebut sebagai penyebab alergi.
Berbagai ”kontroversi” dan pendapat negatif sering timbul dalam pendekatan diagnosis tersebut. Apakah bila melakukan program tersebut penderita tidak akan kurang gizi? Jawabannya, pasti tidak. Karena, beberapa jenis makanan yang dihindari tersebut ada pengganti makanan yang aman lainnya dengan kandungan gizi yang tidak jauh berbeda. Intervensi tersebut akan berpengaruh terhadap gizi anak bila hanya menghindari makanan tersebut tanpa mengetahui atau mengganti dengan makanan yang aman.Misalnya
o buah jeruk bisa diganti apel dan sebagian besar sayuran.
o Telor dan ayam sementara diganti daging sapi atau daging kambing.
o Kacang tanah sementara diganti kacang kedelai,
o Ikan laut sementara diganti ikan air tawar atau dalam usia di atas setahun dan alergi tidak berat dapat diganti ikan salmon.
Bahkan setelah tiga minggu mengikuti program tersebut, sebagian besar terjadi kenaikkan berat badan yang cukup bermakna. Karena selama ini makanan penyebab alergi tersebut meskipun bergizi ternyata sebagian besar juga mengganggu fungsi saluran cerna yang berakibat terjadi gangguan penyerapan dan kesulitan makan.
Pemeriksaan standar yang dipakai oleh para ahli alergi untuk mengetahui penyebab alergi adalah dengan tes kulit. Tes kulit ini bisa terdari tes gores, tes tusuk atau tes suntik. Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang cukup baik, tetapi sayangnya spesifitasnya rendah. Sehingga seringkali terdapat false negatif, artinya hasil negatif belum tentu bukan penyebab alergi. Karena hal inilah maka sebaiknya tidak membolehkan makan makanan penyebab alergi hanya berdasarkan tes kulit ini.
PEMERIKSAAN YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN

Dalam waktu terakhir ini sering dipakai alat diagnosis yang masih sangat kontroversial atau ”unproven diagnosis”. Terdapat berbagai pemeriksaan dan tes untuk mengetahui penyebab alergi dengan akurasi yang sangat bervariasi. Secara ilmiah pemeriksaan ini masih tidak terbukti baik sebagai alat diagnosis. Pada umumnya pemeriksaan tersebut mempunyai spesifitas dan sensitifitas yang sangat rendah.
Bahkan organisasi profesi alergi dunia seperti tidak merekomendasikan penggunaan alat tersebut. Yang menjadi perhatian oraganisasi profesi tersebut bukan hanya karena masalah mahalnya harga alat diagnostik tersebut tetapi ternyata juga sering menyesatkan penderita alergi yang justru sering memperberat permasalahan alergi yang ada.
Namun pemeriksaan ini masih banyak dipakai oleh praktisi kesehatan atau dokter. Di bidang kedokteran pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis sebagai alat diagnosis karena sensitifitas dan spesifitasnya tidak terlalu baik. Beberapa pemeriksaan diagnosis yang kontroversial tersebut adalah Applied Kinesiology, VEGA Testing (Electrodermal Test/Bioresonansi), Hair Analysis Testing in Allergy, Auriculo-cardiac reflex, Provocation-Neutralisation Tests, Nampudripad’s Allergy Elimination Technique (NAET), Beware of anecdotal and unsubstantiated allergy tests.


PENCETUS ALERGI

Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan.
Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor gangguan kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi biasanya terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus selama kehamilan. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar